Wednesday, November 7, 2012

sedikit untuk transportasi Indonesia

kemarin pagi saya baru saja membaca koran pada halaman Ekonomi Bisnis, ada satu artikel yang menarik perhatian saya, judulnya "Kurang 80 Ribu Tembus 1 Juta" "Omzet Mobil 2012". ada dua hal yang langsung terdapat dalam benak saya, dari sisi positif dan sisi negatif. positifnya, menurut saya telah terjadi peningkatan yang bagus dalam bisnis otomotif di Indonesia terutama perusahaan otomotif yang disebutkan dalam artikel tersebut dimana disebutkan bahwa sedang mengalami peningkatan diluar batas yang  ditargetkan. namun saya lebih banyak berpikir di sisi negatifnya, yaitu berhubungan dengan transportasi dan kemacetan yang terjadi di Indonesia.

sudah tidak asing lagi di telinga kita permasalahan tentang kemacetan maupun kebutuhan lahan parkir di Indonesia dewasa ini. menurut saya salah satunya adalah karena tingginya jumlah kendaraan pribadi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. bayangkan saja, banyak sekali dan mungkin bisa dibilang hampir semua keluarga di Indonesia ini memiliki satu buah kendaraan untuk satu anggota keluarga. gila. maka sudah sepantasnya saja jalanan di berbagai kota dipenuhi dengan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum. sehingga sudah sepantasnya juga terjadilah kemacetan yang belum bersolusi dan terjadilah ketidakcukupan atau kurangnya lahan parkir yang dibutuhkan oleh si pemilik kendaraan pribadi di tempat-tempat umum seperti pertokoan, perguruan tinggi, perkantoran, dan lain-lain.

lalu hal apa yang sesungguhnya mampu dijadikan solusi permasalahan klise tersebut?
jika mungkin beberapa orang berpendapat bahwa pengurangan kendaraan pribadi harus dikurangi, atau dibuat sistem seperti di Ibu Kota dimana satu kendaraan pribadi contohnya mobil harus ditumpangi tidak kurang dari 2 orang, atau dengan wacana Sang Gubernur Baru Ibu Kota dimana akan menaikkan tarif parkir menjadi sekian kali lipat, saya memiliki pendapat lain.

pertama, adanya sarana transportasi yang capable untuk digunakan secara baik oleh masyarakat. seperti, bagaimana caranya angkutan umum tidak "nge-tem" berlama-lama, selalu bersih, tarifnya adil, jalurnya efektif, dan keamanannya terjamin. begitu juga dengan public place seperti stasiun, terminal bus dan angkutan umum. atau mungkin pemerintah Indonesia memiliki satu inovasi baru di bidang transportasi yang dapat digunakan secara "oke" untuk semua kalangan dengan sistem yang baik dan memiliki time-management yang pas. dengan begitu orang akan percaya untuk menggunakan transportasi umum yang efektif daripada harus mengeluarkan kocek berlebih demi satu kendaraan pribadi. dan mengurangi mindset mereka bahwa angkutan umum hanya akan memperlambat aktivitas mereka jadi lebih baik membeli kendaraan pribadi.

kedua, mengurangi jumlah kendaraan pribadi secara bertahap dengan cara memberlakukan syarat-syarat atau ketentuan khusus untuk memiliki kendaraan pribadi. misal, untuk membeli mobil, seseorang harus memiliki izin kepemilikan kendaraan, yang diberi tarif sangat mahal dibandingkan harga mobil itu sendiri. dengan begitu orang akan reconsider untuk memiliki satu kendaraan pribadi untuk satu orang dan lebih memilih menggunakan transportasi umum yang efektif. hal ini juga dapat membantu di sisi ekonomi masyarakat, salah satunya mengurangi hutang.

ketiga, ketika ada synergi yang baik antara sarana dan prasana serta ketersediaan transportasi yang efektif dengan kebijakan akan kendaraan pribadi, mungkin akan membantu untuk mengurangi kemacetan, solusi lahan parkir, dan membantu untuk peningkatan sistem tata kota yang baik. baiklah saya memang bukan mahasiswa yang mempelajari dan tahu menahu tentang tata kota, tapi boleh dong menyumbang sedikit pendapat polos ini hehe.

kalau boleh mengambil contoh,
contohnya di negara seberang yaitu Singapore, dimana terdapat MRT (Mass Rapid Transportation) yang memiliki jalur efektif, stasiun yang memadai, dan jadwal yang efektif pula. sehingga masyarakat percaya untuk menggunakan transportasi tersebut tanpa takut datang terlambat untuk sekolah, kuliah, maupun kerja, dan jarang warga yang memiliki kendaraan pribadi kalau bukan warga yang sangat kaya. jalanan juga tidak mengalami macet, tidak mengalami polusi udara dan suara  yang sangat parah seperti di Indonesia. 
saya mendapatkan info tersebut ketika berada dalam satu bis, bersebelahan seat dengan teman saya yang Singaporean ketika dalam perjalanan dari conference venue menuju rest venue di penghujung tahun lalu. kita saling bertukar pikiran dan informasi mengenai keadaan jalanan negara kami masing-masing. namanya Yan Shuo Tan, dia sempat terkejut ketika saya bercerta tentang kemacetan dan jumlah kendaraan pribadi di Indonesia. tapi intinya juga sama sih, Indonesia dan Singapore actually sama-sama crowded, bedanya, mereka crowded di stasiun tapi bergeraknya sangat cepat, dan kita crowded di jalanan tapi bergeraknya lambat. if you know what i mean.

saya sadar, semua permasalahan tersebut tidak begitu mudah untuk diselesaikan, tidak semudah pendapat yang saya lontarkan. kembali lagi, semua pasti dibutuhkan pertimbangan dari segala aspek. seperti aspek budaya, ekonomi, keamanan, lingkungan, kebutuhan, dan lain-lain. misal, jika diberlakukan sistem seperti pendapat saya, bagaimana dengan perkembangan industri otomotif yang notabene memproduksi produk mereka berdasarkan demand dari konsumen. lalu juga biaya yang digunakan untuk perbaikan sarana prasarana. lalu juga bagaimana dengan kendaraan pribadi yang telah tersebar luas di masyarakat kini, ketika pajak tinggi pun tidak dapat membantu mengurangi. dan mungkin banyak permasalah yang lainnya.

harapan saya, semoga kedepannya, Indonesia lebih cepat tanggap dan bijak dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi warganya. semua memang butuh proses yang tidak mudah, namun jika kita tegas dan mampu menerapkan kebijakan dari hal kecil dan dari dini, insyaallah semua akan terbiasa dan dapat menata negara ini untuk menjadi lebih baik.

hal yang besar terjadi karena hal yang kecil.
hal yang kecil dapat terjadi karena suatu kebiasaan.
semangat, Indonesia, dan generasi penerus bangsa :)

No comments:

Post a Comment