Sunday, November 11, 2012

orang jujur minus dua

kemarin ibu cerita tentang pengalamannya giling daging buat bikin bakso, di sebuah pasar kecil di Kota Malang. FYI, sebelum bikin bakso kan daging-daging sapi pilihan itu harus digiling plus tambahan bumbu-bumbu. kurang lebih ini sih cerita yang aku tangkep dari ibu..

jadi di sebuah kedai penggilingan daging di pasar, semua orang berjejer antri untuk menggiling daging. dan tukang gilingnya yang mengolah daging tersebut beserta bumbu-bumbu tambahannya. waktu pertama kali dateng, si konsumen harus naruh kresek berisi daging yang mau digilingkan di sebuah meja yang berjajar rapih dengan kresek-kresek konsumen lainnya, dan itu harus urut berdasar antrian. FYI, konsumen-konsumen itu sebagian besar adalah pedagang bakso. dan sebagai tips juga nih kalo lagi ngantri kaya gitu mending jangan sampe ditinggal, soalnya ibu liat sendiri, kalo pas lagi ditinggal biasanya ada pedagang bakso yang "nakal". pedagang bakso itu bakal menukar kreseknya dengan kresek yang lain. mengapa begitu? usut punya usut ternyata terkadang, daging dan tepung yang digunakan oleh para pedagang bakso itu adalah yang murah dan tidak berkualitas. ketika dia tau ada konsumen lain yang punya daging dan tepung lebih berkualitas, jiwa nakalnya bakal keluar. ya ngga semua pedangang bakso sih, tapi bisa dilihat dari situ aja menurutku. nah loh, udah ketauan kan orang jujur di Indonesia minus satu. itupun yang ketauan, belum yang lain..

setelah ngantri, tibalah giliran ibu untuk menggilingkan dagingnya. si penggiling daging bertanya "mau bikin bakso untuk dijual atau selametan atau dimakan sendiri, bu?" ibu menjawab kalo daging itu mau dipake untuk dimakan sendiri, dan karena penasaran ditanyain seperti itu ibu nanya balik, dan si penggiling daging berkata "kalo dijual saya kasih campurannya banyak banget, kalo selamaetan campurannya sedang, kalo dimakan sendiri campurannya dikiiit banget, bu." well, dari sini udah cukup tau kan..

urusan ibu dengan si penggiling daging pun beres. tapi karena penasaran, ibu ngeliat konsumen lain yang kira-kira itu pedagang bakso lah, soalnya ibu denger pas si konsumen bialng kalo dagingnya mau dipake untuk bakso yang dijual. dan..ternyata..campurannya banyak bangeeett. campurannya bisa terdiri dari daging ayam, tepung kanji, dan bumbu-bumbu lain yang 'nggak dicuci dulu' tapi langsung dicemplung-cemplungin dan jadilah daging giling berwarna lebih putih daripada punya ibu yang berwarna coklat.

mampus, dari sini bisa bayangin ngga sih bakso-bakso yang biasanya kita beli di warung atau di gerobak yang rasanya lebih kenyal daripada bakso bikinan sendiri dirumah. dan yang ngga kuat, campuran yang berantakan dan ngga dicuci itu loh yang ga bisa dimaafin. tega banget ya pedagang-pedagang bakso demi meraup keuntungan tapi jadinya malah nipu konsumen. yap, orang jujur di Indonesia minus dua.

aku jadi inget akan suatu hadist yang berbunyi "jika berdagang tidak boleh berbohong" baik itu mengurangi timbangan, atau memalsukan barang maupun harga, atau kasus di atas tentang ingridients dari bakso itu sendiri.

learningnya, jadilah konsumen yang selektif dan bijak.

No comments:

Post a Comment